Mengagumi Indahnya Curug Cibadak-Info Jalur

Info Paguci - Curug Cibadak merupakan air terjun yang berada di Kecamatan Cihurip Kabupaten Garut, tepatnya berada kampung teman saya yaitu di Cisangkal.Bukan bentuknya yang menyerupai badak melainkan karena debit airnya yang badag (besar) jadi disebut Cibadak. Meiliki ketinggian sekitar 100 meter Air terjun Cibadak ini kini mulai ramai di kunungi para wisatawan.


Curug Cibadak merupakan salah satu air terjun dari sekian banyak Curug di daerah Garut Selatan. Posisi Curug  ini terletak tepat di pinggir jalan menuju Kecamatan Cihurip. Karena letaknya yang berada di pinggir jalan sehingga tidak harus berjalan jauh dan menguras tenaga untuk bisa sampai di curug ini. Meskipun terbilang dekat dari jalan namun cukup sulit untuk bisa sampai dai Curug ini karena belum ada jalan setapak untuk dilalui.

Lokasi Curug Cibadak
Untuk lokasi dan panduan jalur menuju curug cibadak bisa dilihat pada google map di link berikut: https://goo.gl/maps/KcH8pf1smA32 Anda bisa mengikutinya


Di penguhujung tahun 2012 yang lalu, jalan menuju Curug Cibadak sedang dalam proses pengaspalan, meskipun tidak terlalu panjang. Ini memermudah akses jalan menuju Curug Cibadak. Kawasan yang berbukit menjadikan medan jalan menuju lokasi curug cukup berkelok-kelok, melewati tanjakan dan turunan yang cukup panjang.

Jalan menuju Curug Cibadak ini hanya cukup untuk dua mobil jenis mini bus papasan, meskipun dominan medan menuju Curug Cibadak ini berupa tanjakan, turunan, dan berkelok-kelok, tetapi kondisi medan jalan yang berada dekat Curug Cibadak cukup landai, sehingga bisa memarkirkan kendaraan tidak terlalu jauh. Hindari penggunaan mobil tipe City Car atau Sedan karena karena terdapat beberapa jalan yang rusak yang tidak bisa dilalui mobil kecil. Wilayah di sekitar Curug Cibadak ini didominasi oleh pertanian sawah dan lahan yang belum produktif.

Hal yang paling menarik dari air terjun Cibadak ini adalah airnya tetap jernih meskipum pada saat musim hujan seperti sekarang ini. Tentunya hal ini yang membedakan deng curug lainnya seperti Curug Orok dan Curug Sanghiyang Taraje yang airnya keruh karena hujan. Selain itu Curug Cibadak ini masih sangat asri dan alami. Keberdaannya masih belum populer karena letaknya yang tersembunyi berada diatas jalan.

Cara Agar Bis Sampai Di Curug Cibadak
Dari JABOTABEK, Ciamis dan Tasikmalaya naik Angkuan umum baim itu Buss atau ELf dengan tujuan Terminal Guntur Garut. Untuk menuju Curug Cibadak ini memerlukan waktu dua jam dengan menggunakan kendaraan umum dari terminal Ciawitali Garut  jurusan Cihurip.

Untuk Anda yang menggunakan kendaraan pribadi, tujuan awal yang harus dituju adalah Perempatan Maktal. Dari Maktal Ambil jalan yang menuju Garut Selatan ke arah Bayongbong Cisurupan.Jalan terus mengikuti jalan raya hingga melewati pasar Cikajang kemudian sampai di pertigaan Cigugur. Belok kiri menuju Batu Tumpang dengan melintasi jalan perkebunan teh hingga melewati Batu Tumpang. Jaln terus hingga sampai di Pos Polisi sebelum gunung gelap. Cirinya di situ ada gapura yang bertuliskan Kecamatan Cihurip. Lama perjalanan dari pusat kota Garut ke Cihurip lebih kurang 3 jam. Transfortasi umum yang ada berbentuk elf. Dari terminal Garut ke persimpangan di gunung gelap jalannya telah bagus serta lebar, tetapi dari persimpangan Pos Polisi di gunung gelap hingga Cihurip jalannya kecil, banyak tanjakan curam serta banyak tikungan. Anda mesti ekstra hati-hati lantaran di kiri kanan jalan banyak jurang.

Dari gapura jalan Cihuirip sobat terus saja ikuti jalan hingga ke pertigaan Desa Jayamukti, ambil jalan lurus kemudian dari Jayamukti ini sobat akan melewati jalan yang terjal dan berbatu. Untuk saat ini belum ada fasilitas apapun di curug ini. jadi harus berextreme ria istilahnya :D Untuk Sobat Paguci yang suka berpetualang ke kawasan wisata alam yang masih alami Curug Cibadak ini kita sarankan untuk mengunjunginya.

"Aroma wangi pedesaan, gemuruh air terdengar dari kejauhan perlahan kulihat kau begitu mempesona.Mengagumi dengan hati serta menjaganya dengan cinta, semoga kau tetap terjaga."

Itulah kata-kata puitis untuk Curug Cibadak. Jangan hanya bisa mengagumi tapi juga harus mencintai serta menjaganya dengan sepenuh hati agar Curug Cibadak ini tetap alami seperti ini.


Tipe Pengkalsifikasian Curug Cibadak
Curug Cibadak dapat diklasifikasikan ke dalam tipe ‘Horsetail’ karena aliran jatuh secara vertikal dan mempertahankan kontak dengan dinding air terjun. Tepat di bawah aliran jatuhan di zona pertama, terdapat kolam yang tidak terlalu luas dan batuannya termasuk ke dalam batuan yang tidak mudah larut terkena air, sehingga ketika air sampai di kolam ini, akan langsung membentuk jeram kecil dan dialirkan kembali melalui celah sempit diantara bebatuan. Pada tahap ini, aliran air Curug Cibadak sudah memasuki zona kedua. Pengklasifikasian Curug Cibadak ini berdasarkan pembagian tiga zoan yaitu zona pertama yaitu titik tertinggi dan awal mula jatuhnya air.

Pada Zona kedua ini, terjadi pemisahan aliran air akibat adanya pelebaran saluran air ke samping kanan. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan ketinggian antara saluran utama dengan batuan yang sudah tergerus air di sisi kanannya, sehingga permukaan saluran sedikit miring ke arah kanan. Jatuhan air pada saluran pertama dapat dikalsifikasikan ke dalam tipe ‘Chute’ dan ‘Horsetail’. Tipe ‘Chute’ muncul karena karakteristik aliran jatuhannya yang sesuai dengan deskripsinya yaitu aliran air yang cukup deras dipaksa mengalir melalui celah sempit di antara bebatuan sehingga menimbulkan lontaran air yang cukup keras. Diklasifikasikan ke dalam tipe ‘Horsetail’ karena selama proses jatuhannya tetap mempertahankan kontak dengan dinding batuan air terjun. Sebelum mencapai kolam, aliran air terlebih dahulu jatuh di atas bebatuan yang tidak terlalu rentan dengan erosi tetapi sudah membentuk saluran sempit di antara bebatuan bertingkat yang mengalirkannya ke dalam kolam. Ketika musim hujan, kalsifikasi yang terlihat dominan pada saluran primer zona kedua ini hanyalah tipe ‘Horsetail’.

Aliran jatuhan pada saluran sekunder membentuk bidang jatuhan yang lebih lebar dibandingkan dengan saluran primernya.Ketika musim hujan, aliran jatuhan dari saluran sekunder ini akan sesuai dengan klasifikasi ‘Horstail’ karena aliran jatuhannya tetap mempertahankan kontak dengan dinding batuan air terjun dan jatuh langsung secara vertikal menuju kolam yang sama dengan aliran primer. Ketika musim kemarau, klasifikasi dari aliran ini nampak menjadi seperti ‘Talus’ karena volumenya sangat kecil dan mengalir diantara bebatuan. Apabila dilihat secara keseluruhan, aliran jatuhan air terjun pada zona kedua ini dapat diklasifikasikan ke dalam tipe ‘Segmented’, hal ini diakibatkan adanya batuan yang menjadi pemisah aliran jatuhan air ke dalam dua bagian.

Zona ketiga ini dapat diklasifikasikan sebagai ‘Talus’ baik musim kemarau maupun musim hujan, karena alirannya mengalir melalui celah-celah bebatuan yang menumpuk tidak beraturan di lahan yang miring. Ciri lainnya dari tipe ‘Talus’ ini diantaranya aliran jatuhan air yang tidak beraturan, terkadang mirip seperti ‘Cascade’ bahkan ‘Segmented’ dalam versi yang jauh lebih kecil, baik aliran maupun ukurannya. Setelah zona ke-3 ini aliran air kembali menjadi saluran sungai yang masih berstadia muda.

Bila dilihat secara keseluruhan dari titik tertinggi aliran jatuhan hingga akhir aliran jatuhan, maka Curug Cibadak ini dapat diklasifikasikan ke dalam tipe ‘Multistep’, ‘Horsetail, dan ‘Fan’. Aliran air di Curug Cibadak sangat jernih, karena masih berada di daerah dengan lingkungan yang masih terjaga, bahkan jika musim hujan pun alirannya berwarna putih.Secara fisiografis, Curug Cibadak berada dalam Zona Pegunungan Selatan Jawa Barat dan berada pada zona perbukitan yang sudah berekatan dan menghadap zona pantai. Nama Cibadak dinamai oleh warga setempat dan menjadi nama resmi air terjun ini. Asal mula penamaannya dikarenakan aliran jatuhnya yang besar, dan dalam bahasa Sunda disebut ‘Badag’ (Besar). Curug Cibadak berarti air terjun dengan aliran yang besar.

[Sumber: https://dyaiganov.wordpress.com/2015/03/02/curug-cibadak]

Labels: , , ,