Seperti Apa Wajah Papandayan Tempo Dulu?

"Waktu adalah portal kosmik yang diberi bingkai, seperti sedinding lukisan absurd dalam bejana galaksi yang tak pernah terfikirkan, tetapi warnanya sungguh di kenal seperti peta"

Info Papandayan - Seperti namanya Info Paguci akan selalu memberin informasi menarik untuk semua Sobat Paguci. Postingan kali ini yaitu tentang Seperti Apa Sih Wajah Papandayan Tempo Dulu? Hari pasti berganti, musimpun berubah dan waktupun terus berlalu. Begitu pula dengan Gunung Papandayan ada perubahan wajah dari tahun ke tahun. Papandayannya tetap sama hanya saja wajahnya yang telah berubah. Wajah Papandayan tetap mempesona menarik jutaan pasang mata untuk melihatnya meski terdapat kerusakan dibebrapa sudut wajah papandayan yang membuatnya sedikit bersedih, murung bagaikan langit yang mendung.

Dalam buku “Illustrated Tourist Guide to Buitenzorg, the Preanger, and Central Java”, terbitan Official Tourist Bureau, 1913, Garoet menjadi salah satu destinasi wisata utama yang ditawarkan. Sesuai namanya, buku itu memberikan panduan, jenis transportasi beserta ongkos yang harus dikeluarkan. Termasuk ke Kawah Papandajan.

Nah, bayangkan sekarang apabila ada turis yang nginap di salah satu hotel di Garoet. Misal, hotel Papandajan. Di hotel Papandajan ini ada paket touring ke kawah Papadajan. Dari hotel Papadajan ke Tjisoeroepan berangkat pagi-pagi sekali menggunakan kereta kuda (“trap”). Kereta ini biasanya ditarik 3 ekor kuda, ke Tjisoeroepan kan nanjak. Nanti kereta akan berhenti di hotel Villa Pauline. Tarif kereta fl.5,- (5 gulden), pulang pergi. Jangan lupa tips buat kusir fl.0,50.

Dari Villa Pauline menuju kawah Papandajan disediakan kuda tunggangan dengan tarif fl.3,50 dan buat tukang nungtun kuda fl.0,30. Ada lagi, jasa porter yang membawakan makan siang fl.0,50 dan buat guide selama di kawah fl.0,75. Dan kalau mau keliling menjelajah kawasan gunung Papandajan, disediakan tandu (“sedan chair”) dengan tarif fl.4,- dan jasa kuli panggulnya 4 orang, masing-masing fl.0,10.

Baca Juga:
Sejarah Penamaan Gunung Papandayan
Sejarah Letusan Gunung Papandayan



"Waktu hanyalah begundal tengik yang bersembunyi di punggung sejarah, saat  manusia menunjuk masa depan sebagai karibnya"


Di Kawah Papandayan banyak kawah yang bagus dan menakjubkan seperti kawah seeng, kawah balagadama, kawah emas, kawah manuk dan yang lainnya, namun kini beberapa kawah sudah mulai berubah, ada juga yang hilang seiring dengan waktu.

Seperti Lagunya Kerispatih "Tak Lekang Oleh Waktu" Dari dulu hingga sekarang Gunung Papandayan tersimpan di hati para pendaki yang pernah menginjakan kaki di tanah papandayan. Ada banyak yang hilang di papandayan. Meski di puja papandayan tak seindah dahulu. Termahsurnya dirimu membuat orang-orang merusak wajah cantikmu.

"Aku hanya ingin berhenti sejenak, untuk membujuk waktu, menjadi kupu-kupu semerah darah untuk mengucapkn cinta"

Dulu jalan besar hanya ada dari jalur pengalengan melewati puluhan kilometer perkebunan teh yang terhampar sepanjang jalan, membuat sejuknya pemandangan sepanjang perjalanan di kebun teh.


[Sumber: https://naratasgaroet.wordpress.com/2016/07/29/ongkos-tamasya-ke-kawah-papandajan-1913]

Labels: